Siang
itu matahari sangat menyengat, di tengah lapangan ada beberapa orang gadis
sedang bermain bola voli. Seseorang dari pinggir lapangan tengah mengamati
salah satu gadis itu, dengaan keras ia berteriak memanggil salah satu gadis itu
dengan isyarat orang itu melambaikan tangan agar yang di panggil menghampirinya.
“Hinata!”
Orang itu meneriaki nama Hinata. Gadis itu berambut panjang berwarna ungu
dengan bolamata yang indah berwarna lavender. Hinata menepi ke pinggir
lapangan.
“Eh…Naruto
Senpai” Orang itu bernama Naruto. Hinata memanggilnya dengan sebutan senpai
karena memang Naruto kelas tiga sedangkan Hinata kelas satu. Itu wajar untuk
menghormati orang yang lebih tua.
“Kau
belum selesai? Aku mau mengajakmu pulang
bersama. Oh ya kau haus? Ini aku bawakan minuman untukmu”
“A-arigatou
ne Senpai. Iya ini juga sudah selesai kok. Ayo kita pulang”
Hinata
lebih memilih pulang duluan meninggalkan teman-temannya latihan. Kesempatan
untuk pulang bersama Naruto benar-benar membuat hatinya senang. Semenjak Hinata
masuk ke sekolah ini dia sudah mengagumi Senpainya itu. Yah semenjak itu.
Terlebih
Hinata sekarang mengenal Naruto dengan akrab membuatnya lebih banyak mengobrol
dengan Senpai yang ia kagumi itu.
Malam
hari ketika Hinata sedang asik belajar tiba-tiba Hand phone yang ia taruh di
meja bergetar. Ketika tau pengirim sms tersebut Naruto dia sangat senang dengan
cepat ia balas sms itu.
“Hinata-chan
sedang apa kau?”
“Aku
sedang belajar Senpai”
“Hmm
aku mengganggu ya?”
“Tidak
kok Senpai. Memangnya kenapa?”
“Yang
bener? Aku sedang bosan”
“Iya
Senpai. Bosan kenapa?”
“Entahlah,
oh ya Hinata besok temui aku di perpus ya?”
“Iya
Senpai”
Begitulah
akhir dari short message antara Senpai dan Kohai.
Keesokan
harinya ketika jam istirahat, Hinata pergi ke perpus sekolah. Dia sedang
menunggu Naruto.
“Hai
Hinata-chan kau menunggu lama ya?”
“Enggak
kok. Oh ya ada apa ya Senpai?”
“Aku
hanya ingin berdua denganmu”
DEG!
“Ha?
A-apa? De-denganku?”
“Hahaha
becanda Hinata-chan. Kenapa kau jadi gugup begitu? wajah gugupmu itu sangat
aneh sekali”
“O-oh
be-begitu yah aaahh Senpai jangan begitu dong”
“Kau
lucu sekali”
Dalam
hati Hinata kaget, senang dan kecewa menyesal rasanya beberapa detik yang lalu
ia sempat mengharapkan kebahagiaan.
“Aku
mau mengajakmu ke toko buku, kemarin aku coba-coba browsing eh ada komik
terbaru dan ceritanya sangat menarik”
1
detik…
2
detik…
3
detik…
“Hinata-chan”
“E-eh
i-iya ada apa Senpai?”
“Sia-sia
aku tadi bicara lebar”
“Gomenne
Senpai…tadi kau bicara apa?”
“Aku
ingin mengajakmu ke toko buku. Mau tidak?”
“Ha?
Ngapain Senpai?”
“Hah
Hinata ya mau beli buku lah”
“Iya
Senpai aku mau”
Skip
time
*Di
toko buku*
“Nah
ini Hinata, komik terbaru yang aku ceritakan tadi”
“Wah
iya gambar depannya juga bagus ya?”
“Kau
mau beli tidak?”
“Hmm
sepertinya menarik aku mau beli Senpai”
“Bagaimana
kalau kau beli yang volume satu aku beli yang volume dua. Nanti bisa tukeran
kan?”
“Senpai
saja yang beli nanti aku yang pinjem”
“Curang
kau. Yasudah kalau tidak mau”
“Iya
Senpai aku mau beli kok”
Ketika
asik becanda dengan Hinata, Naruto melihat seseorang yang ia kenal. Seorang
gadis berambut merah muda sedang berjalan mencari buku, gadis itu berjalan
dengan seorang laki-laki berambut spike dengan warna biru gelap penampilannya
cukup rapi terlihat cool. Sakura nama gadis itu, ia adalah mantan kekasih
Naruto. Sedangkan yang berjalan di samping Sakura adalah pacarnya yang bernama
Sasuke. Sasuke dan Naruto tidak saling mengenal dan tidak tau menau hubungan
antara Sakura dan Naruto dulu hingga sekarang.
Sakura
tampak mengenali sosok rambut kuning itu. Ia sedikit melirik kearah Naruto yang
sedang bersama dengan Hinata waktu itu. Sakura tampak acuh kepada Naruto malah
ia dengan asik menggandeng tangan Sasuke sangat erat. Melihat pemandangan tak
sedap itu entah Naruto masih cinta atau apa ia merasakan sesak, tubuhnya tersa
panas ia tidak mau kalah dengan sigap ia menggandeng tangan Hinata seolah
Hinata adalah pacarnya melihat sikap Naruto yang berubah seperti itu Hinata
sangat kaget, bingung dan merasah aneh dengan segera Naruto mengajak Hinata ke
kasir untuk membayar buku lalu cepat-cepat pergi dari tempat terkutuk itu.
“Senpai”
“….”
“Senpai!”
“Ah!
Iya ada apa Hinata-chan?”
“Ke-kenapa
tadi sikapmu sangat aneh sekali?”
“Oh Tadi ada seorang laki-laki yang mencurigakan. Dia
mengamatimu terus, aku takut orang itu mau macam-macam denganmu, makanya aku
tadi menggandeng tanganmu”
“Hemm…begitu
ya aku tadi tidak melihat siapa-siapa” dalam hati Hinata sangat senang dengan
kejadian tadi.
“Kau
tadi sedang asik dengan komik itu makanya kau tidak tau”
*keesokan
harinya*
Di
sekolah Naruto mengikuti ekstrakulikuler kesenian di bidang music di situ
Naruto tergabung dalam grup band yang dipimpin oleh Shikamaru guitars, Gaara vocalist,
Neji bassist dan Naruto drummer mulai sekarang grup mereka tambah anggota baru
di bagian keyboard yaitu Hinata. Apa lagi alasan dia masuk ekstrakulikuler music
selain dia sangat suka dengan music? Naruto lah alasannya. Dia benar-benar
mengaguminya, kemanapun Naruto pergi dia selalu membuntutinya seperti detektiv
saja. Dia selalu ingin tau apapun tentang naruto. Tetapi seiring berjalannya
waktu rasa kagum itu berubah menjadi rasa suka dalam arti lebih yaitu…
“Sumimasen
Gaara-nii, Naruto-senpai kemana ya?”
“Dia
pulang gak ikut latihan”
“Pulang?
Ada apa? Jadi kita hari ini gak latihan dong?”
“Iya
dia pulang, katanya tadi ada sedikit masalah. Hari ini kita tetap latihan,
posisi drummer hari ini di gantikan oleh Chouji”
“Begitu
yah”
“Ayo
semuanya kita siap-siap kita akan segera berlatih” teriak Shikamaru.
“Yosh!
Aku siap!” teriak chouji.
“Hinata
kau tidak apa-apa?” tanya Neji.
“Iya
tidak apa-apa kok”
“Sepertinya
tidak ada Naruto kau tidak semangat seperti biasanya”
“Ah!
Tidak kok”
‘Naruto-senpai
tumben hari ini tidak sms, tadi aku cari juga tidak ada. Sekarang tidak latihan
aku pikir aku akan menemukannya di sini ternyata dia pulang’ pikirnya dalam
hati.
.
.
.
Malam
hari ini akan terasa dingin karena hujan, seperti biasa Hinata sedang belajar
tetapi kali ini dia benar-benar gelisah pikirannya dari tadi tidak konsen
karena apa lagi kalau tidak memikirkan Senpainya itu. Kemanakah Senpainya tadi?
Dia sangat cemas bahkan smsnya pun tidak
dibalas. Tidak mau berfikiran negative terhadap Senpainya Hinata kembali untuk focus
belajar. Mungkin Senpainya sedang sibuk dan tak mau dinganggu. Atau mungkin
sinyal hari ini jelek karena hujan.
Masih
teringat kejadian di toko buku kemarin hati Naruto benar-benar seperti tersayat
entah karena apa hari ini benar-benar suram bagi Naruto tentunya hatinya
seperti beku, dingin tersiram air hujan. Naruto masih ingat wajah cantik
berambut merah muda itu yang dulu mengisi hari-harinya dengan cinta. Tapi
semenjak mengenal Sasuke, Sakura berpaling dan lebih memilih Sasuke. Bukankah itu
sangat menyakitkan?
Skip
time
Di
sekolah tempat Naruto dan Hinata bertemu yaitu perpustakaan sekolah.
“Senpai!”
“Hinata.
Ada apa?”
“Kemarin
kau kemana Senpai? Aku cari-cari tidak ada”
“Hahaha
kau mengkhawatirkan aku ya Hinata?”
“Aa?
Ng..i-iya Senpai kau juga tak membalas smsku”
“Hinata,
wajahmu merah? Kau sakit?”
“Ti-tidak
Senpai aku sehat kok”
“Tapi
kau terlihat kawaii”
“Senpai!
Jangan menggodaku huh!”
“Hahaha
ini ciyus loh Hinata” (?)
“Ah
sudahlah Senpai. Oh ya kenapa kau tak membalas smsku?”
“Oh
itu ya..hmm aku tidak punya pulsa”
“Sudah
aku duga begitu dasar Senpai”
“Ke
kantin yuk, masih ada waktu sepuluh menit”
“Traktir
ya Senpai hehe”
“Eh…enak
saja kau Hinata”
“Huh…Senpai
pelit”
Begitulah
keseharian Naruto dan Hinata di sekolah, selalu diwarnai canda, tawa tak lupa
kebiasaan Naruto yang jail dan suka menggoda. Hingga saat Naruto lulus dari
sekolah sedangkan Hinata masih kelas dua. Bagi Hinata sekolah ini terasa sepi
tanpa ada Senpainya itu apa lagi hatinya… selama ini Naruto mungkin tak
mengetahui tentang perasaan Hinata. Bagaimanakah dengan Hinata sendiri? Tentu
saja Hinata lebih memilih untuk diam, Hinata selalu bingung akan perasaannya
dia takut dia tak pernah merasakan ini sebelumnnya, menurutnya lebih baik dia
diam dan tak mengatakan apa-apa. terkadang terasa sakit tapi dia hanya bisa
bilang ‘aku baik baik saja’
“Senapi”
“Hm?”
“Sebentar
lagi kau lulus”
“Iya
tak terasa ya”
“Aku
bakal ngak ketemu lagi sama senpai”
“Hahaha
pasti kau kangen padaku”
“Itu
sudah pasti senpai. Senpai setelah lulus akan kemana?”
“Mungkin
aku akan kuliah di jurusan musik”
“Hmm
senpai jangan lupakan aku yah. Jangan lupa kasih kabar”
“Aduh
Hinata kamu ini seperti mau kemana saja. Tenang saja aku akan sering
menghubungimu”
“Janji
yah?”
“Iya.
Kau seperti kekasihku saja”
.
.
Grup
band yang dulu di pimpin oleh Shikamaru telah bubar karena para personilnya
meneruskan kuliah masing masing begitu juga dengan Naruto, dia mengambil
jurusan music di kampusnya bersama dengan Gaara. Terpaksa Hinata ikut out dari
band dan keluar dari ekstrakulikuler.
Hinata
POV
Semenjak
Naruto Senpai lulus dari sekolah ini semuanya berubah. Dia jarang
menghubungiku, aku semakin sulit bertemu dengannya. Aku tau dia sekarang pasti
sangat sibuk aku tak tau lagi apa dia masih memikirkan aku atau tidak tapi
selama ini aku terus memikirkanmu Senpai. Apa Senpai baik-baik saja di sana? Sudah
hampir setahun ini aku tak pernah bertemu dengannya.
cerita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar