Saat suhu udara mulai dingin oleh air
conditioner atau AC saat itu lah aku mulai merasa aneh pada diriku terlebih
bila sedang pembelajaran TIK di ruang lab computer yang ber AC itu. Aku merasa
sesak nafas seketika dan batuk-batuk sampai terdengar bunyi yang aneh entahlah
apa itu namanya. Teman-teman ku sempat bertanya “apa kau sakit asma?” oh tentu
saja aku tak pernah mengidap penyakit itu. Aku merasa di ruang itu oksigennya
tidak bagus dan terasa sangat pengap. Tapi kata teman-teman ku biasa saja tak ada
yang aneh. Dulu saat aku kecil aku pernah sakit bronchitis itu kondisi
terburukku saat itu. Setiap hari makan obat berbagai jenis. Pahit! Aku pikir
tidak mungkin kan kalau sudah sembuh dari bronchitis akan kambuh lagi? Oh tidak
mungkin rasanya aku sudah lama sekali sembuh total dari batuk itu. Keluar dari
lab itu aku kembali baik-baik saja sedikit demi sedikit pernafasanku mulai
normal. Tapi…saat aku tidur malam hari, jam dua belas malam aku selalu
terbangun dengan batuk-batuk lagi parahnya kadang sulit untuk bernafas. Kadang
aku sampai menagis karena tiap kali ambil nafas rasanya dadaku sangat sakit. Orang
tuaku sampai terbangun. Aku juga heran kenapa selalu begini. Lalu aku coba
konsultasikan dengan dokter. Aneh sekali dokter itu malah mengataiku aneh.. dia
adalah dokter yang merawatku dulu ketika aku sakit. Katanya tidak ada yang
namanya alergi pada lab computer . biasanya lab kimia itu bisa jadi alergi. Tapi
kan ini bukan masalah itu tapi masalah udaranya. Lalu aku di kasih obat. Aku
merasa paru-paru ku sekarang sedikit menurun. Tapi syukurlah sekarang aku tidak
apa-apa.
Beberapa bulan lalu aku sempat
merasakan yang namanya alat-alat bedah seperti pisau, gunting, dll oh itu
sangat mengerikan. Seketika aku mengenakan baju serba hijau begitu pula orang-orang
itu. Aku sempat melihat mereka mengenakan sarung tangan dan memakai masker dan
salah seorang dari mereka memegang jarum suntik aku masih bisa melihat. Didalam
ruang itu ada lima orang mereka memiliki tugas masing-masing yang bisa membantu
sang dokter. Ketika lampu dinyalakan aku sempat berfikir apa kah ini akan
baik-baik saja? Bagaimana kalau aku… ah apa-apaan aku ini berfikir yang
tidak-tidak. Lalu aku berdo’a dalam hati, aku mengingat orang tuaku, semua
keluargaku, teman-temanku yang selalu menyemangatiku dan… aku juga mengingatmu
kakak, tak sadar aku menangis disitu lalu salah satu dari mereka menanyaiku “kenapa?
Apa ada yang sakit?” aku hanya menjawab dengan gelengan kepala. Dengan begitu
aku mengumpulkan sugesti positif untuk diriku. Persiapan mereka sudah selesai lalu
orang yang memegang jarum suntik itu mengatakan basmalah lalu…cuusss seketika
itu aku tidak bisa merasakan apa-apa.
Setelah semua itu terlewti aku
langsung bertemu dengan orang tuaku di situ juga ada pak De dan bu De ku. Saat
itu juga aku menangis sejadi-jadinya aku tak peduli di situ banyak orang aku
benar-benar menangis kenceng banget. Aku sangat takut karena aku tak pernah
mengalami hal seperti ini semua orang yang ada di situ berusaha mendiam kan ku.
Ibuku lalu datang dan menyuruku untuk makan. Yah benar saja aku sangat lapar. Setelah
itu aku langsung minum obat. Sehari aku bisa makan dua belas obat. Seminggu
sekali aku harus cek ke rumah sakit. Teman-temanku tidak ada yang tau tentang
hal ini karena beberapa bulan belakangan yang aku berlagak biasa biasa saja
hingga saat itu Ayah ku datang ke menemui wali kelas ku dan menceritakan
semuanya. Wali kelasku saat itu terlihat berkaca-kaca ingin menangis. Aku
mendengar dari Ayah ku. Wali kelas bercerita pada teman-teman akan tetapi mereka
tidak tau sepenuhnya. Saat masuk sekolah aku benar-benar merasa topengku
hancur. Hingga saatnya aku bercerita pada sahabatku saja. Aku tidak mengatakan
dengan benar pada mereka. Ketika aku pulang mas ku datang ke rumah dia
menanyakan kabarku dan lagi-lagi aku menangis aku hanya bisa menjawab dengan
anggukan kepala. Aku lihat mimik wajahnya begitu kawatir padaku. Dia menemaniku
sampai malam, lalu dia di suruh pulang sama bu De.
Alhamdulillah sekarang aku baik-baik saja dan
aku bisa belajar dengan tenang, bisa belajar dengan tenang semoga tambah
berprestasi lagi amiiinnn (^_^). Tidak seperti dulu lagi setiapa pelajaran aku
sering melamun memikirkan hal itu. Jangan bertanya aku sakit apa karena aku
tidak mau menjawabnya dan aku tidak mau menyebutnya lagi. Aku tidak mau
membahasnya lagi.. saat aku menulis ini air mataku keluar lagi. Di saat
menerima sesuatu dari Allah jangan protes tapi terimalah dengan lapang dada
yakinlah Allah tidak akan menguji di
atas kemampuan kita. Lihatlah di bawahmu masih ada yang lebih perih dari dirimu
tapi mereka tetap bersabar dan ikhlas menerimanya.
Tetap bersemangat! Terus belajar! :)