NCHAN

:)

Jumat, 25 Januari 2013

Dimensi lain

-->

 Fanfic by Amechans
Fandom Naruto
Pair Sasuke and Sakura
Rating T


Dulu aku sangat penasaran dengan salah satu ruang itu. ruang itu selalu saja tertutup rapat dan kunci itu di bawah oleh Mama. Entah kenapa jika aku menanyakan perihal ruang itu Mama selalu bilang. “pokoknya kamu jangan memasuki ruang itu mengerti?” tiap melewati pintu ruang itu aku hanya bisa memandangi lalu sedikit penasaran aku menempelkan telingaku ke bagian pintu ber cat coklat itu. tidak terdengar apapun lalu aku melihat dari lubang kunci itu, gelap. “Sakura! Mama kan sudah peringatkan jangan dekat-dekat dengan ruang itu ” oh tidak aksiku ini di ketahui oleh mama. Hmmm sebenarnya ada apa sih dengan ruang itu? aku sangat penasaran. Suatu hari aku sedang santai dengan mama di teras rumah, lalu aku tanyakan lagi tentang ruang aneh itu. “Ma kenapa mama selalu melarang ku untuk membuka ruang itu?” “Sakura, sebaiknya kau belajar saja sana” “Mama sebenarnya ada apa dengan ruang itu? kenapa aku tidak boleh masuk?” “Nanti kalau kamu sudah Mama ijinkan pasti kamu akan tau isinya” “tapi kapan ma?” “Kalat kamu sudah besar, siap, dan membuat mama bangga. Nah sekarang anak mama yang cantik belajar dulu yah” sambil menepok pipiku dengan lembut mama pergi begitu saja meninggalkanku dengan tanda tanya besar. Di kamar aku berfikir sebenarnya apa yang mama maksud? Padahal itu hanya ruang biasa saja mungkin, hmm apa itu kamar bekas? Atau jangan-jangan di ruang itu berhantu? Err menakutkan sekali. Aahh sudahlah ngapain aku memikirkan ruang aneh itu.
                Sore itu aku sedang menyapu halaman rumah lalu aku pergi kesamping rumah, aku melihat jendela ruang itu yang tertutup rapat dan aku berniat melihat apa yang ada di dalam. Ah sama saja tidak terlihat apa-apa tak ada cela apapun yang bisa ku gunakan untuk melihat. Tertutup tirai dengan rapat. “Apa yang kau lakukan di sini Sakura?” oh tidak itu suara mama. “Eh mama… itu..Sakura sedang membersihkan jendela ini ma..” “Hmm? Membersihkan jendela dengan sapu lidi itu?” ah aku tidak bisa berkata apa-apa. Selalu saja ketahuan mama. “Sakura…sudah mama peringatkan jangan dekat-dekat dengan ruang itu. sekarang kamu mandi sana. Dan juga jangan lupa belajar, jangan bandel!” “I-Iya..ma”
Heran sekali tiap kali ada niat untuk melihat ruang itu aku selalu  ketahuan mama. Kenapa ya mama benar-benar menjagaku dari ruang itu. ya sudahlah aku menyerah saja lagi pula ngapain di bikin ribet sama ruang itu.
               
Beberapa tahun berlalu aku tak lagi memikirkan ruang itu. setiap tahun mama selalu bangga padaku karena setiap lembar nilai sekolahku selalu membuatnya senang. Tapi mama tak cepat puas begitu saja. Mama selalu menyuruhku terus belajar belajar dan belajar. Aku selalu mengikuti apa kata mama semuanya aku ikuti. Hingga suatu hari aku berfikir aku ini seperti robot. Tiap kali ada temanku ingin mengajakku pergi mama selalu bilang tak ada gunanya kau menghabiskan waktu di luar tanpa belajar. Tapi ini kan hari libur? Lebih baik kau istirahat di rumah! Oke. Temanku hanya di lingkungan sekolah saja. Saat ini hari libur semester satu setelah pembagian raport seperti biasa mama menyuruhku belajar lagi. Padahal kalau di bandingkan dengan raport waktu itu nilai ku naik cukup baik dan stabil huh membosankan sekali. Aku selalu saja di rumah sendiri seperti ini. tiba-tiba aku terfikir lagi mengenai ruang itu. aku benar-benar ingin bebas sedikit. Aku ingin menghirup udara segar.


Sekarang mama tidak ada di rumah aku ingin sekali membukanya, lalu aku cari kunci untuk membuka ruang itu, pasti di sembunyikan mama di suatu tempat. Sekarng aku memasuki kamar mama dengan mengendap-enadap seperti maling. Beberapa menit kemudian aku berhasil mendapatkan kunci itu. setelah tiba di depan pintu klasik berwarna coklat itu jantungku berdegup kencang sekali. Aku masukkan kunci itu ke dalam lubang aku putar dua kali. Sekarang aku benar-benar deg-degan aku takut tiba-tiba ada hantu yang muncul. Dengan rasa penasaran yang tinggi aku memberanikan diri membuka pintu itu hingga terdengar bunyi khas dari pintu yang terbuka perlahan aku masuk ke dalamnya dan…

Ternyata di dalamnya tidak ada apa-apa hanya sebuah ruang kosong dengan tembok yang berwarna putih bersih dan lampu putih yang menyala. Ini konyol sekali hanya ruang seperti ini saja mama melarangku masuk kedalamnya dan ruang ini terkunci bertahun-tahun kan? Tapi kenapa ruang ini sangat bersih walaupun di dalamnya tidak ada apa-apa. Aneh sekali.
“Hey sedang apa kau di sini?” DEG! Suara siapa itu? tidak itu bukan suara mama. Di sini tidak ada siapa-siapa kecuali aku. Jangan-jangan itu suara….”ADA HANTU!!!”
“Hey…aku bukan hantu tau” lagi lagi suara itu kenapa tidak berwujud? Hei siapa kau kalau berani tunjukkan wujudmu!
“Hmm baiklah” tiba-tiba ada sinar putih yang sangat menyilaukan dari langit-langit ruang itu aku takut, apa yang terjadi ternyata ruang ini berhantu. Aku mau keluar! Aku ingin pergi dari sini! Aneh aneh sekali pintunya menghilang. “mama! Mama! Tolong aku” aku tak bisa melihat apa-apa cahaya itu terlalu silau dengan terpaksa aku menutup mataku sambil menagis dan tiba-tiba ada yang menepuk bahuku lalu ku buka mataku. Aku kaget sekali.

“Si-siapa kau? Dan aku..aku.. dimana ini? bukannya tadi aku di ruang itu dan aku..” “Sssstttt kau bisa diam tidak? Kau berisik sekali” kata orang itu. akupun diam. “Jadi perkenalkan namaku Sasuke. Lalu kau sendiri siapa?” tanya orang aneh itu. “Namaku Sakura. Lalu kita sekarang dimana?” “Kita sedang di taman. Apa kau tak lihat sekitar hah? Dasar orang aneh kau” “Aku tau itu, maksudku aku tadi kan sedang di ruang itu lalu tiba-tiba ada suara dan ada cahaya dan…ah aku bingung sekali menjelaskannya. Dan kau ini berasal dari mana?” “Oh aku juga tidak tau itu. dari pada memikirkan hal itu bagaimana kalau kita jalan-jalan?” “Hmm baiklah tapi sebenarnya ini dunia apa ya?” “Sudah jangan pedulikan mungkin kita sedang tersesat di suatu tempat yang bernama dunia asing” Lalu kita berkeliling berdua rasanya sangat menyenangkan kita jadi saling mengenal. Aku jadi tak memikirkan tentang larangan mama. Sudah berapa lama aku di sini? itu terasa sangat lama sekali aku bercerita banyak mengenai duniaku begitu juga dengan Sasuke ternyata dunia kita tak jauh berbeda dengan dunianya Sasuke. Aku jadi semakin dekat dengan Sasuke setiap hari selalu bersamanya. Baru kali ini aku mengobrol dengan orang dengan begitu gembiranya.
“Sasukei…kau tidak, selama aku ada di duniaku aku tak pernah mengenal orang sepertimu. Aku juga tak pernah mengobrol panjang lebar seperti ini. aku juga tak pernah bicara sama laki-laki. Tapi sejak pertama aku bicara padamu aku merasa sangat senang. Meskipun kau itu sedikit menyebalkan”
“Benarkah? Aku juga begitu aku jarang sekali bicara sama perempuan. Apa lagi sepertimu yang berisik”
“Tuh kan kau itu memang nyebalkan tau huh!” “Jangan cemberut gitu tambah kelihatan jelek. Tapi memang kau jelek sih” “Ah!! Sasuke!! awas kau yah aku akan memukul kepalamu!” “Coba saja kalau bisa” lalu aku dan Sasuke lari kejar-kejaran seperti film india gitu. Dia sangat menyebalkan tapi kadang dia itu lucu juga sih. Tanpa ku sadari aku mulai menyukainya. Aku selalu senang berada di sampingnya. Tak ku sangka aku cukup lama tersesat di dunia aneh ini. suatu hari aku ingin menanyakan suatu hal.
“Sasuke…sebenarnya apa yang kau pikirkan tentang aku?” tanyaku kawatir.
“Apa yang ku pikirkan tentangmu? Kau itu aneh” sambil tertawa-tawa dia menjawab dengan jawaban khasnya. “Jadi begitu ya?” dengan nada sedih. “Hei…kau ini kenapa Sakura? Kok jadi sedih. Aku becanda tadi”
“Sasuke, aku tidak sedang becanda” kataku. “Sakura…jangan terlalu memikirkan aku” “Apa maksudmu? Kenapa aku tidak boleh?” “jangan berfikir negative Sakura, kau tau sebelum kita tersesat di dunia aneh ini kita punya dunia masing-masingkan?” kata Sasuke. “Aku tau itu tidak usah kau katakan. Dan sekarang aku mau pulang saja” lalu aku berlari tanpa arah ku dengar dari jauh Sasuke memanggilku tapi tak ku hiraukan aku teru saja berlari sampai aku tak tau di hadapanku ada jurang yang sangat dalam lalu aku jatuh kedalamnya.


“Aaaaaaaaa!!!!”

Aku segera bangun dari tidurku dan ternyata aku masih di dalam ruang aneh ini. Gelap? Kenapa jadi gelap? Aku berjalan mencari saklar lampu tapi aneh sekali lampunya mati. Lalu aku mendekat kea rah jendela lalu aku buka tirainya, ruang itu pun terang oleh sinar matahari sore. Baru saja aku bermimpi, oh ternyata aku tertidur di sini selama tiga jam tapi dalam mimpi itu…terasa sangat lama sekali disitu aku mengenal Sasuke lalu aku menyukainya tapi Sasuke mengatakan hal lain. Ternyata Sasuke tak pernah merasakan hal yang sama seperti ku! Lalu aku lari meninggalkan Sasuke dengan rasa kecewa. Kenapa mimpiku terasa sangat nyata dan baru saja aku tak sadar kalau aku habis menangis. Mimpi itu sangat menyakitkan. Lalu aku segera pergi dari ruang itu, aku mengusap air mataku lalu aku berdiri dan hendak pergi keluar tapi ada hal yang menghambat kaki ku. Aku heran dengan dinding ruang itu bukankah tadi berwarna putih bersih? Tapi dinding sebelah kanan itu berwarna jingga cerah langit-langitnya pun berubah jadi biru cerah tapi dinding sebelah kiri itu terlihat kusam dan warnanya pudar. Ruang ini benar-benar aneh. Bukan tapi ruang ini ajaib karena ruang ini yang telah membuatku bertemu dengan sasuke, entahlah siapa Sasuke itu tapi ruang ini juga membuatku merasakan rasa sedih dan kecewa yang selama ini tidak pernah sama sekali aku rasakan. Aku segera keluar dari ruang ini sebelum ketahuan mama, kemudian aku kunci rapat dan aku tidak akan membukanya lagi sampai pada waktunya nanati. Setelah aku mengunci pintu itu, sepertinya aku mengerti sesuatu yang membuat mama melarangku masuk ke ruang itu. aku memang tak bisa melupakannya begitu saja tapi tidak apa-apa kalau hal ini sebagian dari kisah hidup aku akan menjadi seorang yang kuat untuk tetap tersenyum.

Tak lama mama pulang dan membawakan  kue coklat kesukaan ku. “Makasih ma, aku sangat menyukainya” aku janji aku akan membuat mama bangga padaku. Dan aku akan membuka kembali pintu ruang itu bersama-sama dengan mama.


OWARI~

Biasa saja yah… yah  karena semuanya memang absurd.

Kamis, 24 Januari 2013

pertemuan singkat



Siang itu matahari sangat menyengat, di tengah lapangan ada beberapa orang gadis sedang bermain bola voli. Seseorang dari pinggir lapangan tengah mengamati salah satu gadis itu, dengaan keras ia berteriak memanggil salah satu gadis itu dengan isyarat orang itu melambaikan tangan agar yang di panggil menghampirinya.
“Hinata!” Orang itu meneriaki nama Hinata. Gadis itu berambut panjang berwarna ungu dengan bolamata yang indah berwarna lavender. Hinata menepi ke pinggir lapangan.
“Eh…Naruto Senpai” Orang itu bernama Naruto. Hinata memanggilnya dengan sebutan senpai karena memang Naruto kelas tiga sedangkan Hinata kelas satu. Itu wajar untuk menghormati orang yang lebih tua.
“Kau belum selesai? Aku mau mengajakmu  pulang bersama. Oh ya kau haus? Ini aku bawakan minuman untukmu”
“A-arigatou ne Senpai. Iya ini juga sudah selesai kok. Ayo kita pulang”
Hinata lebih memilih pulang duluan meninggalkan teman-temannya latihan. Kesempatan untuk pulang bersama Naruto benar-benar membuat hatinya senang. Semenjak Hinata masuk ke sekolah ini dia sudah mengagumi Senpainya itu. Yah semenjak itu.
Terlebih Hinata sekarang mengenal Naruto dengan akrab membuatnya lebih banyak mengobrol dengan Senpai yang ia kagumi itu.
Malam hari ketika Hinata sedang asik belajar tiba-tiba Hand phone yang ia taruh di meja bergetar. Ketika tau pengirim sms tersebut Naruto dia sangat senang dengan cepat ia balas sms itu.
“Hinata-chan sedang apa kau?”
“Aku sedang belajar Senpai”
“Hmm aku mengganggu ya?”
“Tidak kok Senpai. Memangnya kenapa?”
“Yang bener? Aku sedang bosan”
“Iya Senpai. Bosan kenapa?”
“Entahlah, oh ya Hinata besok temui aku di perpus ya?”
“Iya Senpai”
Begitulah akhir dari short message antara Senpai dan Kohai.
Keesokan harinya ketika jam istirahat, Hinata pergi ke perpus sekolah. Dia sedang menunggu Naruto.
“Hai Hinata-chan kau menunggu lama ya?”
“Enggak kok. Oh ya ada apa ya Senpai?”
“Aku hanya ingin berdua denganmu”
DEG!
“Ha? A-apa? De-denganku?”
“Hahaha becanda Hinata-chan. Kenapa kau jadi gugup begitu? wajah gugupmu itu sangat aneh sekali”
“O-oh be-begitu yah aaahh Senpai jangan begitu dong”
“Kau lucu sekali”
Dalam hati Hinata kaget, senang dan kecewa menyesal rasanya beberapa detik yang lalu ia sempat mengharapkan kebahagiaan.
“Aku mau mengajakmu ke toko buku, kemarin aku coba-coba browsing eh ada komik terbaru dan ceritanya sangat menarik”
1 detik…
2 detik…
3 detik…
“Hinata-chan”
“E-eh i-iya ada apa Senpai?”
“Sia-sia aku tadi bicara lebar”
“Gomenne Senpai…tadi kau bicara apa?”
“Aku ingin mengajakmu ke toko buku. Mau tidak?”
“Ha? Ngapain Senpai?”
“Hah Hinata ya mau beli buku lah”
“Iya Senpai aku mau”
Skip time
*Di toko buku*
“Nah ini Hinata, komik terbaru yang aku ceritakan tadi”
“Wah iya gambar depannya juga bagus ya?”
“Kau mau beli tidak?”
“Hmm sepertinya menarik aku mau beli Senpai”
“Bagaimana kalau kau beli yang volume satu aku beli yang volume dua. Nanti bisa tukeran kan?”
“Senpai saja yang beli nanti aku yang pinjem”
“Curang kau. Yasudah kalau tidak mau”
“Iya Senpai aku mau beli kok”
Ketika asik becanda dengan Hinata, Naruto melihat seseorang yang ia kenal. Seorang gadis berambut merah muda sedang berjalan mencari buku, gadis itu berjalan dengan seorang laki-laki berambut spike dengan warna biru gelap penampilannya cukup rapi terlihat cool. Sakura nama gadis itu, ia adalah mantan kekasih Naruto. Sedangkan yang berjalan di samping Sakura adalah pacarnya yang bernama Sasuke. Sasuke dan Naruto tidak saling mengenal dan tidak tau menau hubungan antara Sakura dan Naruto dulu hingga sekarang.
Sakura tampak mengenali sosok rambut kuning itu. Ia sedikit melirik kearah Naruto yang sedang bersama dengan Hinata waktu itu. Sakura tampak acuh kepada Naruto malah ia dengan asik menggandeng tangan Sasuke sangat erat. Melihat pemandangan tak sedap itu entah Naruto masih cinta atau apa ia merasakan sesak, tubuhnya tersa panas ia tidak mau kalah dengan sigap ia menggandeng tangan Hinata seolah Hinata adalah pacarnya melihat sikap Naruto yang berubah seperti itu Hinata sangat kaget, bingung dan merasah aneh dengan segera Naruto mengajak Hinata ke kasir untuk membayar buku lalu cepat-cepat pergi dari tempat terkutuk itu.
“Senpai”
“….”
“Senpai!”
“Ah! Iya ada apa Hinata-chan?”
“Ke-kenapa tadi sikapmu sangat aneh sekali?”
“Oh  Tadi ada seorang laki-laki yang mencurigakan. Dia mengamatimu terus, aku takut orang itu mau macam-macam denganmu, makanya aku tadi menggandeng tanganmu”
“Hemm…begitu ya aku tadi tidak melihat siapa-siapa” dalam hati Hinata sangat senang dengan kejadian tadi.
“Kau tadi sedang asik dengan komik itu makanya kau tidak tau”
*keesokan harinya*
Di sekolah Naruto mengikuti ekstrakulikuler kesenian di bidang music di situ Naruto tergabung dalam grup band yang dipimpin oleh Shikamaru guitars, Gaara vocalist, Neji bassist dan Naruto drummer mulai sekarang grup mereka tambah anggota baru di bagian keyboard yaitu Hinata. Apa lagi alasan dia masuk ekstrakulikuler music selain dia sangat suka dengan music? Naruto lah alasannya. Dia benar-benar mengaguminya, kemanapun Naruto pergi dia selalu membuntutinya seperti detektiv saja. Dia selalu ingin tau apapun tentang naruto. Tetapi seiring berjalannya waktu rasa kagum itu berubah menjadi rasa suka dalam arti lebih yaitu…
“Sumimasen Gaara-nii, Naruto-senpai kemana ya?”
“Dia pulang gak ikut latihan”
“Pulang? Ada apa? Jadi kita hari ini gak latihan dong?”
“Iya dia pulang, katanya tadi ada sedikit masalah. Hari ini kita tetap latihan, posisi drummer hari ini di gantikan oleh Chouji”
“Begitu yah”
“Ayo semuanya kita siap-siap kita akan segera berlatih” teriak Shikamaru.
“Yosh! Aku siap!” teriak chouji.
“Hinata kau tidak apa-apa?” tanya Neji.
“Iya tidak apa-apa kok”
“Sepertinya tidak ada Naruto kau tidak semangat seperti biasanya”
“Ah! Tidak kok”
‘Naruto-senpai tumben hari ini tidak sms, tadi aku cari juga tidak ada. Sekarang tidak latihan aku pikir aku akan menemukannya di sini ternyata dia pulang’ pikirnya dalam hati.
.
.
.
Malam hari ini akan terasa dingin karena hujan, seperti biasa Hinata sedang belajar tetapi kali ini dia benar-benar gelisah pikirannya dari tadi tidak konsen karena apa lagi kalau tidak memikirkan Senpainya itu. Kemanakah Senpainya tadi? Dia sangat  cemas bahkan smsnya pun tidak dibalas. Tidak mau berfikiran negative terhadap Senpainya Hinata kembali untuk focus belajar. Mungkin Senpainya sedang sibuk dan tak mau dinganggu. Atau mungkin sinyal hari ini jelek karena hujan.
Masih teringat kejadian di toko buku kemarin hati Naruto benar-benar seperti tersayat entah karena apa hari ini benar-benar suram bagi Naruto tentunya hatinya seperti beku, dingin tersiram air hujan. Naruto masih ingat wajah cantik berambut merah muda itu yang dulu mengisi hari-harinya dengan cinta. Tapi semenjak mengenal Sasuke, Sakura berpaling dan lebih memilih Sasuke. Bukankah itu sangat menyakitkan?
Skip time
Di sekolah tempat Naruto dan Hinata bertemu yaitu perpustakaan sekolah.
“Senpai!”
“Hinata. Ada apa?”
“Kemarin kau kemana Senpai? Aku cari-cari tidak ada”
“Hahaha kau mengkhawatirkan aku ya Hinata?”
“Aa? Ng..i-iya Senpai kau juga tak membalas smsku”
“Hinata, wajahmu merah? Kau sakit?”
“Ti-tidak Senpai aku sehat kok”
“Tapi kau terlihat kawaii”
“Senpai! Jangan menggodaku huh!”
“Hahaha ini ciyus loh Hinata” (?)
“Ah sudahlah Senpai. Oh ya kenapa kau tak membalas smsku?”
“Oh itu ya..hmm aku tidak punya pulsa”
“Sudah aku duga begitu dasar Senpai”
“Ke kantin yuk, masih ada waktu sepuluh menit”
“Traktir ya Senpai hehe”
“Eh…enak saja kau Hinata”
“Huh…Senpai pelit”
Begitulah keseharian Naruto dan Hinata di sekolah, selalu diwarnai canda, tawa tak lupa kebiasaan Naruto yang jail dan suka menggoda. Hingga saat Naruto lulus dari sekolah sedangkan Hinata masih kelas dua. Bagi Hinata sekolah ini terasa sepi tanpa ada Senpainya itu apa lagi hatinya… selama ini Naruto mungkin tak mengetahui tentang perasaan Hinata. Bagaimanakah dengan Hinata sendiri? Tentu saja Hinata lebih memilih untuk diam, Hinata selalu bingung akan perasaannya dia takut dia tak pernah merasakan ini sebelumnnya, menurutnya lebih baik dia diam dan tak mengatakan apa-apa. terkadang terasa sakit tapi dia hanya bisa bilang ‘aku baik baik saja’
“Senapi”
“Hm?”
“Sebentar lagi kau lulus”
“Iya tak terasa ya”
“Aku bakal ngak ketemu lagi sama senpai”
“Hahaha pasti kau kangen padaku”
“Itu sudah pasti senpai. Senpai setelah lulus akan kemana?”
“Mungkin aku akan kuliah di jurusan musik”
“Hmm senpai jangan lupakan aku yah. Jangan lupa kasih kabar”
“Aduh Hinata kamu ini seperti mau kemana saja. Tenang saja aku akan sering menghubungimu”
“Janji yah?”
“Iya. Kau seperti kekasihku saja”
.
.
Grup band yang dulu di pimpin oleh Shikamaru telah bubar karena para personilnya meneruskan kuliah masing masing begitu juga dengan Naruto, dia mengambil jurusan music di kampusnya bersama dengan Gaara. Terpaksa Hinata ikut out dari band dan keluar dari ekstrakulikuler.
Hinata POV
Semenjak Naruto Senpai lulus dari sekolah ini semuanya berubah. Dia jarang menghubungiku, aku semakin sulit bertemu dengannya. Aku tau dia sekarang pasti sangat sibuk aku tak tau lagi apa dia masih memikirkan aku atau tidak tapi selama ini aku terus memikirkanmu Senpai. Apa Senpai baik-baik saja di sana? Sudah hampir setahun ini aku tak pernah bertemu dengannya.
cerita